Bab 1359
Bab 1359
Bab 1359 Apa kau sangat senang semalam?
Reva dan Sarah tercengang.
Dengan pakaian – pakaian yang begitu banyak tadi saja sudah cukup luar biasa dan sekarang masih dikirimkan begitu banyak tas juga?
Apakah sang pangeran membeli semua barang–barang di toko bermerek ini?
“Kenapa masih ada tas juga?”
Sarah menatap Reva dengan agak takut saat melihat semua tas – tas ini dan dia juga benar – benar tergoda dengan barang–barang ini.
Namun dia masih menyadari status dan identitas dirinya sehingga dia tidak berani mengambilnya.
Seorang karyawan wanita tersenyum dan berkata, “Nona, seorang gadis harus memiliki tas yang cocok saat hendak pergi berjalan–jalan atau keluar rumah.”
“Tenang saja, semua tas ini sudah dibayar. Semuanya ini milikmu dan kau bisa memilih dan menggunakannya kapan saja.”
“Barangnya sudah tiba semua jadi kami tidak akan mengganggu waktu kalian lagi!”
Setelah selesai berbicara lalu satu demi satu dari gadis–gadis itu pun beranjak pergi.
Sarah menatap Reva dan berkata, “Aku… aku hanya butuh beberapa potong pakaian saja, kenapa
kau….” Content is © 2024 NôvelDrama.Org.
Reva berkata dengan tak berdaya, “Aku juga tidak tahu.”
Dia hanya meminta sang pangeran untuk mengirimkan beberapa potong pakaian saja tetapi siapa sangka, pangeran malah memindahkan seluruh isi tokonya ke sini.
“Kalau,.. kalau begitu apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Saat Sarah melihat tas tas itu mau tak mau dia hanya bisa menahan salivanya saja.
Tidak ada seorang gadis pun yang bisa menahan godaan dari tas tas bermerek seperti ini termasuk juga dengan seorang selebriti seperti dirinya.
Reva mengibaskan tangannya, “Terserah kau saja.”
“Masih ada sesuatu hal yang perlu aku lakukan, jadi aku pergi dulu!”
Setelah selesai mengatakan itu lalu Reva langsung berjalan pergi dan Sarah pun tidak bisa mengatakan apa–apa untuk mencegahnya.
Dan sekarang hanya Sarah saja yang masih tersisa di ruangan itu sambil melihat semua pakaian dan tas yang berada di ruangan itu. Sarah tercengang.
Reva baru saja tiba di lantai dasar dan hendak menelepon sang pangeran ketika sebuah mobil
tiba melaju dan berhenti di depannya.
mewah tiba
–
Sang pangeran membuka jendela mobilnya dan berkata dengan sambil tersenyum, “Bro, bagaimana? Apa kau bersenang–senang dengan sangat bersemangat semalam?”
“Bajunya dirobek semua yah?”
“Aku tidak menyangka bahwa kau bisa segila itu ternyata!”
Saat melihatnya, Reva langsung menjadi sangat marah.
“Siapa yang gila?”
“Semalam dia terkena racun dan aku merobek bajunya agar aku bisa mendetoksifikasi dirinya!”
Lalu Reva menceritakan secara singkat tentang kejadian semalam.
Setelah sang pangeran mendengarnya dia baru mengerti situasinya.
“Ternyata seperti itu.”
“Aihh, aku pikir… hehehehe….”
Reva memelototinya dengan marah, “Kau ini kenapa sih?”
“Aku menyuruh kau untuk mengirimkan beberapa potong pakaian saja tetapi kenapa kau malah memindahkan seluruh isi tokonya? Kau mau memamerkan kekayaanmu?”
Pangeran menatapnya dengan ekspresi polos, “Bro, kau tidak bisa menyalahkan aku atas hal ini.”
“Kau tidak menjelaskannya saat di telepon tadi dan hanya berkata bahwa pakaian seseorang robek.”
“Aku pikir kalian berdua saling bermesraan jadi membuat aku mengira bahwa Sarah adalah kakak iparku?”
“Dan karena dia adalah kakak iparku, tentu saja aku harus memberikan pelayanan yang sangat baik, kan? Oleh sebab itu aku meminta seseorang untuk memindahkan seisi tokonya ke sana!”
Akhirnya Reva baru memahami masalahnya dan hanya bisa terdiam.
“Terus bagaimana ini sekarang?”
“Bagaimana kalau kau kembalikan saja semua barang–barang ini?”
Tanya Reva.
Sang pangeran mengibaskan tangannya. “Yang benar saja.”
“Barang–barang yang sudah dibeli oleh aku, si pangeran ini, bagaimana mungkin bisa dikembalikan?”
“Jangan bikin malu!”
“Sudahlah, anggap saja ini sebagai kompensasi untuk gadis itu.”
“Apalagi kau juga sudah melihat tubuh gadis itu secara keseluruhan!”
Reva: “…”
“Bisa diam tidak!”
Pangeran: “Hehehehe….”
Reva masuk ke dalam mobil dan berkata dengan suara yang dalam, “Oh ya, apa kau sudah menemukan siapa pembunuh yang semalam itu?”
Pangeran: “Aku memang datang untuk menyampaikan tentang hal ini kepadamu.”
“Ayo jalan. Aku akan mengajakmu untuk bertemu dengan seseorang.”
“Orang ini pasti tahu tentang si pembunuh itu!”
Reva: “Siapa?”
Sang pangeran tidak berbicara lagi. Dia langsung menyalakan mobil sportnya kemudian mobil meraung dan melaju keluar dengan cepat.
Setengah jam kemudian, keduanya tiba di bagian selatan kota, di sebuah jalan tua yang kumuh.
Sang pangeran memarkirkan mobilnya di pinggir jalan sehingga langsung menarik perhatian banyak orang.
Ada banyak gadis muda yang cantik dan mengedipkan matanya kepada sang pangeran. Bahkan ada beberapa orang yang juga datang menghampiri untuk mengajaknya berbicara namun sang pangeran sama sekali tidak memedulikan mereka semua.
Sang pangeran mengajak Reva ke seberang jalan dan masuk ke sebuah pasar kumuh yang ada di dalamnya.