Bab 666
Bab 666 Pinjaman Banyuli
Dikatakan bahwa perusahaan yang baru saja diakuisisi sedang bermasalah dan terlilit utang triliunan.
Keluarga Basagita sudah tidak memiliki waktu untuk mengumpulkan orang untuk mencari masalah dengan perusahaan Luna.
Mereka segera pergi ke perusahaan Pinjaman Banyuli.
Platform P2P menjadi populer dan menjadi tempat investasi yang menarik.
Ketiga keluarga melihat keuntungan dari hal ini dan juga membuat platform pinjaman kecil yang bernama “Pinjaman Banyuli“.
Menyerap triliunan investasi dan melepaskan semuanya, lalu menunggu untuk mendapatkan
bunga. This is property © NôvelDrama.Org.
Jangankan bunga.
Bahkan uang pinjaman yang dipinjamkan pun sulit untuk diambil kembali.
Berita ini segera tersebar keluar.
Hal ini menyebabkan kekacauan di pihak investor.
Pinjaman Banyuli sudah berada di ambang kehancuran sebelum tiga keluarga besar hancur.
Hanya saja, tiga keluarga besar pada akhirnya bisa menenangkan para investor dengan mengandalkan reputasi mereka di Kota Banyuli selama bertahun–tahun.
Seiringan dengan hancurnya tiga keluarga besar ini….
Keluarga Basagita dengan bodohnya menerima bisnis ini.
Lubang besar ini segera meledak setelah disodok dengan lembut oleh Ardika!
“Kembalikan uang kami! Kembalikan uang kami! Kembalikan uang hasil jerih payah kami!”
“Anggota Keluarga Basagita harus muncul untuk kasih penjelasan pada kami!”
Yanto dan yang lain melihat adegan ini saat terburu–buru datang ke Perusahaan Pinjaman Banyuli.
Ribuan investor memegang spanduk, memblokir pintu perusahaan dan terus berteriak.
“Orang Keluarga Basagita sudah datang!”
Para investor segera mengepung orang Keluarga Basagita saat melihat mereka datang.
Ingin Keluarga Basagita mengembalikan uang mereka.
Yento yang merupakan seorang kepala keluarga, merasa terkejut saat melihat adegan ini
Apa hubungannya sama Keluarga Basagita, cari tiga keluarga besar saja!”
Wisnu melangkah maju pada saat ini.
Dia dengan arogan menunjuk orang–orang itu, “Bubar semuanya dan jangan berkumpul di sinil”
“Aku akan panggil polisi kalau kalian berani bertindak sembarangan lagi, lalu menuntut kalian karena mengumpulkan banyak orang untuk buat masalah dan tangkap kalian….
Plak!
Wisnu langsung ditampar sebelum dia bisa selesai bicara.
“Sialan!”
“Si… siapa yang berani menamparku, cepat keluar!”
Wisnu memegang wajahnya dan berteriak dengan marah.
Wisnu ingin mencari orang yang menamparnya, tapi ada banyak orang di depan dan bagaimana Wisnu bisa menemukannya?
“Perusahaan Pinjaman Banyuli sudah diakuisisi oleh kalian dan utangnya juga sudah jadi milik kalian. Tapi kamu malah suruh kami cari tiga keluarga besar, otakmu ke mana?!!
“Itu adalah tabunganku setelah bekerja selama puluhan tahun, jangan paksa aku bertindak!”
“Benar, Keluarga Basagita harus kembalikan uang kami….”
Melihat sikap anggota Keluarga Basagita yang begitu buruk, mereka pasti tidak ingin mengembalikan uang tersebut.
Hal ini membuat para investor menjadi semakin marah.
Sebuah meriam yang bisa meledak kapan saja.
Seluruh anggota Keluarga Basagita terkejut.
Mereka tahu bahwa mereka harus memberi penjelasan atas hal ini, kalau tidak masalah ini
tidak akan bisa berakhir.
Hanya saja mereka tidak terima jika harus mereka yang mengembalikan uang ini.
Apalagi dana Keluarga Basagita sudah habis digunakan untuk berbelanja.
Mereka sama sekali sudah tidak memiliki uang sebanyak ini.
Yanto segera berjalan ke samping dan menelepon Ridwan yang merupakan pemimpin Kota Banyuli.
“Pak Ridwan, Perusahaan Pinjaman Banyuli dikepung oleh investor, tolong segera utus polisi provinsi untuk menangkap mereka dan bunuh beberapa orang untuk beri peringatan!”
Dia sudah menjadi kepala keluarga teratas dan menjadi lebih percaya diri saat berbicara.
Ridwan menuruti ucapan Yanto dan segera setuju.
Sigit yang merupakan ketua dari kantor polisi pusat segera datang bersama dengan beberapa
orang.
“Kalian harus melindungi hak kalian secara wajar dan nggak boleh ambil tindakan ekstrem, kalau nggak kami akan menangkap kalian
Sigit hendak pergi setelah mengatakan ini.
Anggota Keluarga Basagita merasa ada yang salah.
Bukankah ini sama saja dengan hanya bertindak secara formalitas?
“Sigit, ada apa denganmu? Kenapa kamu sudah mau pergi? Bukannya aku suruh kamu datang. untuk menangkap mereka!”
“Benar sekali, apakah kalian bisa bertanggung jawab kalau membiarkan mereka terus buat masalah dan muncul keributan!”