Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 872



Bab 872

Pengawal bak kuda Har yang lepas tali berlari ke arah Olga, akhirnya berhasil menangkap tangan Olga.

“Bu Olga, jangan menyulitkan kami. Kalau kamu mati, kami nggak bisa beri penjelasan pada Pak Yosef.”

“Cih, selama aku nggak bermoral, kalian jangan pikir bisa menculikku. Aku nggak akan bisa melawan dia saat aku masih hidup, tapi kalau aku mati dan jadi hantu, aku pasti akan menghantui Yosef, juga menghantui kalian kawanan anjing penjilat!”

Suara Olga begitu lantang, mana ada seperti orang yang akan mati?

“Aku bahkan sengaja pakai pakaian warna merah, aku pasti akan berubah menjadi hantu yang paling jahat. Hei, sebaiknya waktu malam jangan bangun. Kalau nggak, aku bisa membuatmu ketakutan.”

Pengawal hanya diam.

Padahal ini bagian dari perpisahan selama–lamanya, pengawal itu hampir saja tidak tahan ingin tertawa.

Bu Olga ini bahkan begitu lucu meski akan mati!

“Tertawa saja kalau ingin, jangan ditahan.”

“Bu Olga, jangan menggodaku, aku pasti nggak akan membiarkanmu mati.”

“Nak, kamu tahu ada sesuatu di dunia ini yang nggak bisa dikendalikan?”

“Kematian?”

Olga dengan sikap tenangnya berucap, “Bukan, tapi saham.”

“Bu Olga, lelucon garing semacam ini nggak lucu sama sekali.”

“Begini saja. Aku hitung sampai tiga, kamu lepaskan tanganmu.”

“Nggak akan.”

“Aku masih punya sejumlah uang pribadi. Kamu bisa mencarinya setelah melepaskanku. Gunakan setengahnya untuk membelikanku batangan emas, vila besar, mobil mewah, dan juga bakar sepuluh pria berotot untukku, oke? Kita bagi dua.”

Pengawal tetap menggeléngkan kepala dengan tegas, “Kayaknya nggak bisa. Kalau sampai Pak Yosef tahu aku membakar pria berotot untukmu, dia juga akan membakarku.”

“Makanmu banyak, nggak?”

“Lumayan

“Kalau begitu aku nggak keberatan, bakar saja, aku sedang membutuhkan seorang asisten dan tangan kanan, ikutlah aku ke dunia bawah, jadi kita ada teman di perjalanan supaya nggak terlalu kesepian, gaji bulanan akan dibayar oleh bos kalian.”

Sekelompok orang yang ada di belakang mendengar percakapan dua orang itu, mereka bingung harus gugup atau tertawa.

Hingga ponsel berdering seperti menyelamatkan mereka.

Bu Olga, ada telepon untukmu.”

“Pasti si Yosef anjing itu, aku nggak mau jawab. Kalian bilang saja kalau aku sudah meninggal dunia dan pergi ke barat mengendarai burung bangau, nanti malam aku akan masuk ke mimpinya.

Bukan, bukan bos kami, tapi dari nomor telepon asing.”

“Pasti dari penjual asuransi, bilang padanya sudah terlambat, aku mau mati, nggak ada gunanya asuransi apa pun.”

Tengah malam begini, asuransi mana yang begitu berdedikasi? Pasti dari orang penting.”

Olga mengutuk dengan keras, “Orang penting sudah pasti aku catat. Kalau bukan asuransi, itu berarti penagih properti. Aku akan mati, nggak mau bayar. Suruh dia tagih di depan kuburanku nanti.”

Pengawal melihat betapa keras kepala dan sulitnya Olga, dia benar–benar tidak tahu bagaimana bos bisa mengendalikan Olga.,

Dengan tidak berdaya, pengawal menerima panggilan dan dengan hati–hati menyalakan pengeras suara.

Suara wanita yang jelas terdengar di atas langit salju, “Olga, ini

?”

Mata Olga tiba–tiba membesar saat mendengar suara ini, “Menurut kalian, apa aku mengalami halusinasi? Kok bisa aku menerima telepon dari dunia bawah sebelum aku mencapai dunia

bawah?”

“Dunia bawah apa, Olga? Kamu di mana? Ini aku, aku belum mati,” ucap Selena dengan agak panik.

Olga melihat ke arah pengawalnya, “Kamu dengar yang dia ucapkan?”Content © copyrighted by NôvelDrama.Org.

Pengawal juga tidak peduli siapa yang berbicara, tetapi ekspresi Olga berubah sangat besar, dia pun segera mengikuti, “Dia bilang dia belum mati, dia juga bertanya kamu di mana dan apa itu dunia bawah?”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.